Literasi Media, Gubernur Harap Jangan Beri Ruang Pemberitaan Mengenai Radikalisme dan Terorisme
Sulut, sulutexpress.com-Gubernur Olly Dondokambey SE yang diwakili Kepala Badan Kesbangpol Steven Liow S.Sos menghadiri kegiatan Literasi Media sebagai upaya cegah dan tangkal radikalisme dan terorisme di masyarakat yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulut di Hotel Ibis Manado, Kamis (08/06) siang.
Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa akhir-akhir ini Indonesia dihujani berita radikalisme dan terorisme karena itu peran pers sangat dibutuhkan untuk menjaga kedamaian di tengah masyarakat.
“Marilah menjadi jurnalisme damai karena sejatinya jurnalisme damai mampu melawan dan mengurangi kekerasan seperti yang dianut paham radikal dan teroris dan mampu menjadi komponen bangsa untuk menciptakan perdamaian di tengah kehidupan masyarakat,” ujarnya.
Disadari atau tidak, pemberitaan media sedikit banyak mempengaruhi penyebaran radikalisme dan terorisme hal ini juga dijelaskan Gubernur bahwa industri media berperan untuk mencegah masuknya paham menyimpang tersebut ke Sulut.
“Peran dan tanggung jawab industri media senantiasa diharapkan dalam upaya pencegahan dan penangkalan masuk serta berkembangnya gerakan radikalisme dan terorisme,” tandasnya.
Menurut Gubernur, literasi media sangat penting dan diharapkan untuk jangan memberi ruang pada pemberitaan mengenai radikalisme dan terorisme.
“Literasi media saat ini menjadi penting dan sangat diharapkan dan dapat diaktualisasikan dalam pemberitaan, termasuk untuk tidak memberi ruang pada kekerasan dalam narasi pemberitaan mengenai radikalisme dan terorisme,” imbuhnya.
Akhir-akhir ini, Fenomena global gerakan radikalisme dan terorisme semakin mengusik keamanan dan ketertiban negara hal ini bisa kita lihat dengan terjadinya konflik baku tembak yang berkecamuk antara Militer Filipina dan Kelompok Maute yang berafiliasi dengan ISIS di Kota Marawi.
Mengingat Sulut berbatasan langsung dengan Filipina yang berpotensi menjadi jalur masuk tentunya hal ini berdampak pada keamanan Indonesia karena tidak menutup kemungkinan menjadi lokasi aksi bagi pelaku terorisme.
Pada kesempatan yang sama, anggota Dewan Pers Jimmy Silalahi menyatakan, pers atau media massa jangan menjadi senjata teroris sebab para penganut aliran radikalisme menjadikan sarana media untuk menyebar rasa ketakutan.
“Teroris sangat pintar sekarang ini menjadikan sarana media untuk menyebar ketakutan maka hati-hati memberitakan segala aksi terorisme,” ujarnya didampingi Ketua FKPT Sulut James Tulangow, SE.
Menurutnya, yang menjadi senjata utama teroris adalah pemberitaan yang berlebihan dari media massa. Akhirnya menjadi teror yang teramat besar.
“Hingga pesan mereka sampai dan sukses, tidak sadar kita media telah membantunya, hal ini jangan sampai terjadi,” tandas Silalahi.
Turut Hadir perwakilan dari praktisi humas, dosen, mahasiswa, pelajar dan Polda Sulut. (Onal/tim)
1,109 total views, 2 views today