Tiga Tuntutan Ormas Adat Minahasa Tanpa Anarkis
Manado, sulutexpress.com – Sejumlah Organisasi masyarakat (ormas) melakukan orasi/aksi damai di luar kantor Gubernur Sulawesi Utara, Senin (15/04).
Aksi Damai ini tidak seperti aksi spontanitas 13 mei lalu yang sempat terjadi baku lempar antara petugas dan ormas di depan halaman kantor Gubernur namun kali ini aksi ormas berjalan damai.
Adapun ormas yang turut serta dalam orasi ini diantaranya, Milisi Waraney, Benteng Minahasa, Laskar Manguni, Brigade Manguni dan beberapa ormas adat lainnya.
Dalam aksi ini Ferdinand Supit mewakili ormas adat menjelaskan bahwa atribut Warna Merah hitam yang dipakai adalah merupakan simbol Warga Minahasa.
Ferdinand pun mengungkapkan bahwa ada Tiga tuntutan yang akan mereka sampaikan.
“Pertama kami menolak seorang yang melemahkan KPK dengan hak angket, Kedua isu radikalisasi yang masuk kedalam tanah Toar Lumimuut, Ketiga Kami sangat sesalkan Gubernur Sulawesi menerima Fahri Hamzah masuk ke tanah Kawanua tercinta ini. Dan kami tegaskan tidak ada gerakan referendum di Sulut,” tandasnya.
Servy Saronsong yang juga Mewakili tokoh masyarakat, sangat kesal. Pasalnya Fahri Hamzah datang seperti tidak punya Etika.
“Karena tidak berkordinasi dengan kami tokoh Adat masyarakat. Fahri Hamzah, Kalau dia politisi sejati dia harus Mau bertemu kami sebagai rakyatnya. Bukan lari bersembunyi,” tegasnya.
Terkait aksi damai ini, Kapolda Sulawesi Utara Pak Bambang Waskito telah mempertemukan wakil-wakil ormas dan Gubernur Sulut Olly Dondokambey.
Beliau juga Menurunkan 1600 personil Polda sulut dibantu TNI untuk melakukan pengamanan.
Dalam pertemuan tersebut Kapolda menegaskan tidak ada unsur Makar dalam aksi ini.
“Para pendemo telah bertemu dengan Gubernur Dan telah menyampaikan tuntutan mereka “jelasnya.
Di tambahnya lagi, “Gubernur Sulut berjanji akan mengawal aspirasi masyarakat adat Minahasa ke President RI,” tutup Bambang. (Acel)
2,017 total views, 2 views today